Profil Desa Bondolharjo

Ketahui informasi secara rinci Desa Bondolharjo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bondolharjo

Tentang Kami

Desa Bondolharjo di Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, merupakan pusat agraris dan potensi wisata religi yang kaya. Dikenal sebagai penghasil kapulaga, kopi, dan gula kelapa, serta menjadi lokasi Makam Sunan Giri Wasiat yang bersejarah dan menarik peziara

  • Pusat Pertanian Multikultur

    Bondolharjo menjadi lumbung komoditas pertanian penting di Banjarnegara, dengan produk unggulan seperti kapulaga, singkong, kopi, kelapa, dan kayu albasia yang menopang perekonomian mayoritas warganya.

  • Potensi Wisata Religi

    Keberadaan Makam Sunan Giri Wasiat di Dusun Dagan menjadikan desa ini sebagai destinasi ziarah dan wisata sejarah yang signifikan di kawasan tersebut.

  • Tantangan Infrastruktur

    Meskipun memiliki potensi besar, pembangunan infrastruktur, khususnya akses jalan, masih menjadi isu krusial yang disuarakan oleh pemerintah desa untuk menunjang konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.

XM Broker

Terletak di tengah lanskap perbukitan Kabupaten Banjarnegara, Desa Bondolharjo, Kecamatan Punggelan, menjelma sebagai sebuah wilayah yang tidak hanya vital secara agraris, namun juga kaya akan warisan sejarah dan budaya. Sebagai desa terluas di kecamatannya, Bondolharjo menyimpan potensi besar dalam sektor pertanian multikultur dan pariwisata religi, menjadikannya kawasan strategis yang terus berupaya mengoptimalkan sumber dayanya di tengah tantangan pembangunan yang dinamis.

Desa ini menjadi cerminan kehidupan pedesaan di Jawa Tengah yang otentik, di mana mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada kesuburan tanah. Dengan komoditas unggulan yang beragam, mulai dari kapulaga hingga gula kelapa, serta keberadaan situs bersejarah Makam Sunan Giri Wasiat, Bondolharjo menawarkan profil desa yang lengkap: produktif secara ekonomi, kaya secara budaya dan proaktif dalam menyuarakan aspirasi pembangunannya. Profil ini mengupas lebih dalam setiap lapisan potensi yang dimiliki Desa Bondolharjo, dari letak geografisnya yang strategis hingga denyut kehidupan sosial-ekonomi warganya.

Geografi dan Struktur Administratif

Secara geografis, Desa Bondolharjo terletak di Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya berada pada koordinat 7°21′1.84″S dan 109°37′23.38″E. Wilayahnya yang luas menjadikan Bondolharjo sebagai desa dengan area paling signifikan di Kecamatan Punggelan, terbagi ke dalam beberapa dusun yang padat penduduk dan lahan produktif, di antaranya Dusun Totogan, Dagan, Bunderan, Cilalung, dan Tembelang.

Luas wilayah Desa Bondolharjo memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan. Batas-batas wilayah desa ini terdefinisi dengan jelas, berbatasan langsung dengan desa-desa lain yang turut menyokong dinamika kawasan. Di sebelah utara, Bondolharjo berbatasan dengan Desa Petuguran. Sebelah timur dibatasi oleh Desa Tanjungtirta, sementara di sisi selatan, aliran Sungai Pekacangan menjadi pembatas alami dengan wilayah Kecamatan Wanadadi. Di bagian barat daya, desa ini bersinggungan dengan Desa Badakarya, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Punggelan, yang juga merupakan ibu kota kecamatan.

Hingga data terakhir yang dipublikasikan, jumlah penduduk di Kecamatan Punggelan mencapai 74.627 jiwa dengan luas total 102,84 km², menghasilkan kepadatan penduduk sekitar 681 jiwa/km². Meskipun data spesifik untuk Desa Bondolharjo belum dirilis secara terpisah dalam publikasi statistik terbaru, sebagai desa terluas, Bondolharjo memiliki kontribusi signifikan terhadap populasi dan lanskap demografi kecamatan secara keseluruhan. Struktur pemerintahannya dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang saat ini dijabat oleh Tursin, dan didukung oleh perangkat desa yang aktif menjalankan roda administrasi dan pembangunan di tingkat lokal.

Perekonomian Berbasis Agraris dan Potensi Lokal

Perekonomian Desa Bondolharjo berdenyut seirama dengan aktivitas pertanian yang menjadi tulang punggung utama kehidupan masyarakat. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, menggarap lahan subur dengan model pertanian multikultur yang terdiversifikasi. Pola tanam ini memungkinkan warga untuk tidak bergantung pada satu jenis komoditas saja, sehingga menciptakan ketahanan ekonomi yang lebih baik.

Hasil pertanian utama yang menjadi andalan desa ini ialah kapulaga, singkong, kopi, kelapa, dan padi. Kapulaga dari Bondolharjo dikenal memiliki kualitas yang baik dan menjadi sumber pendapatan penting bagi banyak keluarga. Selain itu, desa ini juga merupakan penghasil komoditas perkebunan sekunder yang bersifat musiman namun bernilai ekonomi tinggi, seperti durian, duku, cengkih, melinjo, dan merica. Keberagaman hasil bumi ini menjadikan pasar-pasar lokal di sekitar Punggelan senantiasa hidup dengan pasokan dari Bondolharjo.

Di samping tanaman pangan dan buah-buahan, sektor kehutanan rakyat juga berkembang pesat. Komoditas kayu seperti albasia dan jabon banyak dibudidayakan oleh warga. Kayu albasia, khususnya, menjadi salah satu komoditas paling menonjol karena permintaan pasar yang stabil untuk industri kayu olahan, memberikan pemasukan finansial yang signifikan bagi masyarakat.

Salah satu potensi ekonomi lokal yang paling khas ditemukan di Dusun Tembelang, yang dikenal sebagai sentra produksi gula kelapa atau gula merah. Para perajin gula di dusun ini secara turun-temurun mengolah nira dari sadapan bunga pohon kelapa menjadi gula berkualitas. Aktivitas ekonomi ini tidak hanya digeluti oleh kaum laki-laki, tetapi juga melibatkan peran penting perempuan dalam proses produksi, mulai dari memasak nira hingga pencetakan dan pengemasan. Keahlian ini menjadikan gula kelapa dari Bondolharjo sebagai salah satu produk unggulan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, baik dari sisi kualitas produksi maupun jangkauan pemasaran.

Warisan Budaya dan Potensi Wisata Religi

Di tengah kesibukan agrarisnya, Desa Bondolharjo menyimpan sebuah permata sejarah dan spiritual yang menjadi daya tarik utamanya, yaitu Makam Sunan Giri Wasiat. Situs cagar budaya ini terletak di Dusun Dagan, berada di puncak sebuah bukit di sebelah utara masjid peninggalan sang sunan. Keberadaan makam ini menjadikan Bondolharjo sebagai salah satu destinasi wisata religi penting di Kabupaten Banjarnegara.

Menurut catatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Sunan Giri Wasiat merupakan seorang tokoh penyebar agama Islam di wilayah ini. Beliau adalah kakak dari Sunan Giri Pit. Dalam perjalanannya menyiarkan ajaran Islam, beliau mendirikan sebuah pondok pesantren dan sebuah masjid di Dusun Dagan yang hingga kini masih dimanfaatkan oleh masyarakat. Wafatnya beliau meninggalkan warisan spiritual yang mendalam, dan makamnya kerap diziarahi oleh masyarakat dari berbagai daerah yang ingin mengenang jasa-jasa dan mencari berkah.

Potensi wisata religi ini membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar. Kunjungan peziarah secara tidak langsung dapat menggerakkan roda perekonomian lokal melalui penyediaan akomodasi sederhana, penjualan kuliner khas, hingga produk kerajinan tangan. Pengembangan situs ini secara profesional, dengan tetap menjaga kesakralan dan nilai sejarahnya, dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat desa. Pemerintah desa bersama dinas terkait diharapkan dapat merancang sebuah konsep pengembangan wisata yang terintegrasi, menggabungkan aspek spiritual, sejarah, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Pendidikan dan Pembangunan Infrastruktur

Sektor pendidikan menjadi salah satu prioritas di Desa Bondolharjo, yang dibuktikan dengan ketersediaan sejumlah lembaga pendidikan dasar. Terdapat beberapa sekolah dasar negeri yang tersebar di berbagai dusun, antara lain SD Negeri 1, SD Negeri 2, dan SD Negeri 3 Bondolharjo. Selain itu, pendidikan berbasis keagamaan juga berkembang dengan baik melalui Madrasah Ibtidaiyah (MI), seperti MI Cokroaminoto 1, MI Cokroaminoto 2, dan MI Cokroaminoto 3. Kehadiran lembaga-lembaga pendidikan ini memastikan akses pendidikan dasar yang merata bagi anak-anak di seluruh penjuru desa.

Meskipun demikian, pembangunan infrastruktur fisik, terutama jalan, masih menjadi tantangan utama yang dihadapi pemerintah dan masyarakat Desa Bondolharjo. Kondisi beberapa ruas jalan yang rusak menjadi kendala dalam mobilitas warga dan distribusi hasil pertanian. Isu ini menjadi perhatian serius pemerintah desa.

Dalam sebuah kesempatan kunjungan kerja Penjabat Bupati Banjarnegara ke Kecamatan Punggelan pada September 2024, Kepala Desa Bondolharjo, Tursin, secara langsung menyampaikan aspirasi warganya. "Jalan Desa Bondolharjo tidak nyaman dilalui," ujarnya, menyoroti kondisi infrastruktur yang mendesak untuk diperbaiki. Pernyataan ini menunjukkan sikap proaktif pemerintah desa dalam memperjuangkan pembangunan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan memperlancar roda perekonomian. Perbaikan akses jalan tidak hanya akan memudahkan aktivitas sehari-hari, tetapi juga akan menekan biaya transportasi untuk mengangkut hasil bumi ke pasar, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan para petani.

Menyongsong Masa Depan yang Lebih Cerah

Desa Bondolharjo, dengan segala potensi dan tantangannya, merupakan representasi dari sebuah desa yang terus bertumbuh. Kekuatan utamanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah dan etos kerja masyarakatnya yang tinggi di sektor agraris. Diversifikasi komoditas pertanian, dari kapulaga hingga kayu albasia, menjadi fondasi ekonomi yang kokoh. Di sisi lain, warisan spiritual berupa Makam Sunan Giri Wasiat memberikan identitas budaya yang kuat sekaligus peluang pengembangan pariwisata yang belum tergarap maksimal.

Keberhasilan Desa Bondolharjo di masa depan akan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dan partisipasi aktif masyarakat. Upaya advokasi yang dilakukan oleh Kepala Desa terkait perbaikan infrastruktur jalan merupakan langkah positif yang harus didukung dengan kebijakan dan alokasi anggaran yang nyata. Dengan infrastruktur yang lebih baik, akses pasar bagi produk pertanian akan semakin terbuka, dan pesona wisata religi yang dimilikinya akan lebih mudah dijangkau. Pada akhirnya, Desa Bondolharjo memiliki semua modal yang diperlukan untuk berkembang menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing, dengan tetap memelihara kearifan lokal dan warisan budayanya.